Bahasa ‘arab adalah bahasa termudah sepanjang masa (sekilas tentang ilmu-ilmu dalam bahasa ‘arab)
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa ‘arab supaya kamu memahaminya”
QS : Az Zukhruf ayat 3
Ketika belajar bahasa ‘arab kadang
terbesit sangat susah dan beribet. susah karena ilmu bahasa ‘arab
banyak cabangnya (ada sekitar 13 cabang), beribet karena pas
mempelajari tashrif membicarakan bagaimana perubahan bentuk suatu kata
kerja dari bentuk past, present, dan perintah, dan perubahan bentuk
kata kerja ke kata benda turunan, dan juga perubahan bentuk kata kerja
sesuai pelaku dari perbuatan tsb. Tapi kalau diresapi lebih dalam nash
qur’an diatas jadi penyemangat tersendiri ketika belajar bahasa ‘arab
yang mudah dan luas ini. Allah ‘azza wa jalla tidak akan membenani
diluar kemampuan kita, artinya kita semua bisa menguasai bahasa ‘arab.
Bahasa ‘arab pertama kali dikenal
sebagai bahasa-bahasa dizajirah semenanjung arabia, kemudian setelah
datangnya dien islam dikenal pula sebagai bahasa Al Qur’an. Bahasa
‘arab dikenal juga sebagai salah satu tsaqafah islam yang sangat
penting untuk dipelajari karena kedudukannya sangat penting dalam islam
ibaratkan dia sebagai permata islam dan menjadi syarat dari salah satu
syarat-syarat ijtihad.
Umat islam generasi awal (khilafah
rasyidin) sampai sebelum abad ke 6 H sangat ketat dalam menjada
kemurnian bahasa ‘arab. Seperti imam syafi’I rah tidak membolehkan
penerjemahan al Qur’an, bahkan di salah kitab beliau menuliskan “akad
nikah tidak sah jika tidak menggunakan bahasa ‘arab” artinya jika yang
akad nikah mampu menggunakan bahasa ‘arab maka tidak sah menggunakan
bahasa selain bahasa ‘arab dalam akad nikah tersebut. Menurut beliau,
inilah batas minimal kewajiban seorang muslim mempelajari bahasa ‘arab.
Dilihat dari segi penggunaannya maka bahasa ‘arab ini terbagi menjadi dua yaitu : bahasa ‘ammiyah
(bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi), berasal dari bahasa daerah
di jazirah arabiya dan tidak terikat pada tata bahasa. Kedua bahasa fushah
yakni bahasa resmi, contohnya bahasa al Qur’an dan hadist, kitab-kitab
‘arab gundul mutabanat hizbut tahrir, surat-menyurat, karangan ilmiah
kitab-kitab dst. Bahasa fushah ini mempunyai tingkat kesulitan
tersendiri karena terikat erat dengan peraturan kebahahasaan diantaranya
ilmu nahwu (I’rab), Sharaf (tashrif) dan ilmu balaghah semantic arab).
ciri khas dari bahasa fushah ini adalah tatanan bahasanya yang sangat
rapi, tertib, sistematis dan indah.Dari aspek sejarah kepentingan pada
tata bahasa ‘arab berawal mula pada masa ke-khilafahan ‘ali bin abi
thalib r.a. karena sangat khawatir bahasa tersebut akan terlepas dari struktur bahasa semula.
Sehingga sangat wajar selain merupakan
kewajiban juga untuk mempelajari bahasa ‘arab, tidak ada alasan untuk
tidak mempelajari bahasa ‘arab. Hanya dengan bahasa ‘arab kita dapat
memahami islam (al Qur’an dan hadist). Adapun dari aspek cabang ilmu
bahasa ‘arab dari berbagai referensi yang ada para sastrawan ‘arab
menyimpulkan ada sekitar 13 cabang ‘ilmu bahasa ‘arab yang mereka sebut
sebagai ‘ulumul ‘arabiayah :
1.‘ilmu lughah
: ‘ilmu yang menguraikan kata-kata (lafadz) arab bersamaan dengan
maknanya. Dengan pengetahuan ini, orang akan dapat mengetahui asal kata
dan seluk beluk kata. Tujuan ilmu ini untuk memebrikan pondasi dalam
percakapan, pidato, surat-menyurat, sehingga seseorang dapat
berkata-kata dengan baik dan menulis dengan baik pula. Rata-rata Imam
mazhab besar memang ahli membuat sya’ir, semisal Imam syafi’I rah dalam Diwan Asy-Syafi’i yang berjudul حب النساء :
2.‘ilmu nahwu :
membicarakan mengenai hukum-hukum huruf, kata, dan kalimat, dan
bagaimana bunyi akhir dari sebuah kata. Inti dari ‘ilmu nahwu adalah
‘irab. Dengan kaidah-kaidah ini orang dapat mengatahui Arab baris akhir
kata (kasus), kata-kata yang tetap barisnya (mabni), kata yang dapat
berubah ( mu’rab). Tujuanya adalah untuk menjaga kesalahan-kesalahan
dalam mempergunakan bahasa , untuk menghindarkan kesalahan makna dalam
rangka memahami AI-Quran dan Hadist, dan tulisan-tulisan ilmiah atau
karangan. Alam tata bahasa/ sintaksis Arab, dikenal istilah Fi’iil dan
Harf, jumlah Islamiyah dan Fi’liyah serta Syibhul al jumlah.
I’rob إعرب berasal dari ‘arab عرب,
sering disebut dengan “arabization” atau “peng-arab-an”. Mengapa
disebut “peng-arab-an”? Karena bahasa arab sangat kaya dengan
perubahan bunyi akhir dari sebuah kata.
contoh : أذهب إلى المسجد – adzhabu ilal masjidi : saya sedang pergi ke masjid
Kata “masjid” disini dibaca “masjidi”.
Kenapa bukan “masjidu”, atau “masjida”, atau “masjidun” atau bukan
“masjidan”, ataupun “masjidin”? Karena begitulah aturan nahwu-nya.
Kalau kata masjid itu digunakan dalam kedudukan lain:
المسجد كبير – al-masjidu kabiirun
Disini “masjid” dibaca, “masjidu”.
Tidak “masjidi”, atau yang lainnya. Kenapa bisa begitu? Ya karena
begitulah peraturan nahwu arabic fusha (tata bahasa Al-Quran).
Terlihat bahwa, yang jadi fokus adalah cara membaca dari akhir kata, apakah berakhiran, “u” — seperti “masjidu”, atau “i” — seperti “masjidi”. Ini lah yang kita sebut dengan i’rab (arabization).
3.‘Ilmu Sharaf
(morfologi Arab) : membicarakan asal bentuk kata (masdar) dari masdar
kita akan mengetahui bagaimana perubahan bentuk suatu kata kerja dari
bentuk past (lampau), present (sedang-akan), dan perintah, perubahan
bentuk kata kerja ke kata benda turunan, dan juga perubahan bentuk kata
kerja sesuai pelaku dari perbuatan dan ini tergantung dari wazan asal
kata tsb. Inti dari sharaf adalah tashrif.
Seperti:
أذهب إلى المسجد – adzhabu ilal masjidi : saya sedang pergi ke masjid
Disini digunakan kata أذهب – adzhabu untuk menekankan bahwa pekerjaan “pergi” itu belum selesai.
Jika sudah selesai, maka kata kerja adzhabu berubah jadi dzahabtu.
ذهبت إلى المسجد – dzhabtu ilal masjidi : saya sudah pergi ke masjid
Ada lagi perubahan dari kata kerja ke kata benda. Contoh:
ذهب – dzahaba : pergi –> kata kerja
ذاهب – dzaahibun : orang yang pergi –> kata benda
Nah perubahan dari bentuk adzhabu ke
dzahabtu inilah yang dibahas oleh Sharaf. Demikian juga perubahan dari
kata kerja ke kata benda ini juga dibahas dalam Sharaf.
Dua hal ini (perubahan kata kerja past ke present, dan, perubahan kata kerja ke kata benda) disebut dengan Tashrif Ishtilahi.
Sharaf, juga membahas perubahan bentuk kata kerja jika pelakunya berubah. Seperti dalam contoh sebelumnya, untuk pelaku “kami”.
ذهبنا إلى المسجد – dzhabnaa ilal masjidi : Kami sudah pergi ke masjid
Perubahan yang seperti ini disebut Tashrif Lughowi (perubahan kata kerja karena berubahnya pelaku).
4.‘Ilmu Isytiqaq : Ilmu pengetahuan tentang asal kata dan pemecahannya, tentang imbuhan pada kata (hampir sama dengan ilmu Sharaf).
5.‘Ilmu ‘arudh :
Yang membahas hal-hal yang bersangkutan dengan karya sastra syair dan
puisi. llmu Arudh memberitahukan tentang wazan-wazan (timbangan)
syair dan tujuanya adalah untuk membedakan proses dalam puisi membedakan
syair dan bukan syair .Dengan ilmu arudh ini dikenal bahar syair
seperti berikut ini : bahar thawi, bahar madid, bahar basith, bahar
wafir, bahar kamil, bahar hijaz, bahar rozaz, bahar sari’ bahar
munsarih, bahar khafif, bahar mudhari, bahar muqradmib, bahar mujtas,
bahar mutaqarib, bahar Romawi dan bahar mutadarik.
6.‘Ilmu Qawafi :
yang membahas suku terakhir kata dari bait-bait syair sehingga
diketahui keindahan syair. Yang memprakarsai adanya Qawafi ialah
Muhallil bin Rabi’ah paman Amruul Qaisy.
7.llmu Qardhus Syi’ri
: sejenis ilmu pengetahuan tentang karangan yang berirama (lirik),
dengan tekanan suara yang tertentu. Gunanya untuk membantu menghafalkan
syair dan mempertajam ingatan pembaca syair.
8.‘Ilmu hkat :
pengetahuan tentang huruf dan cara merangkaikannya, termasuk bentuk
halus kasarnya dan seni menulis dengan indah dapat dibedakan dalam
beberapa bentuk mulai dari khat tsulus, Diwan, Parsi dan khat nasakh.
Penemu pertama ilmu khat adalah nabi Idris karena beliaulah yang pertama
kali menulis dengan kalam.
untuk ‘ilmu yang satu ini memang ada buku khusus bagi pemula yang mau belajar font ‘arab, nama bukunya saya lupa ^^ (afwan yah)
9.‘Ilmu Insyak :
ilmu pengetahuan tentang karang mengarang surat, buku, pidato, cerita
artikel, features dan sebagainya. Gunanya untuk menjaga jangan sampai
salah dalam dunia karang-mengarang.
10.‘Ilmu Mukhadarat :
pengetahuan tentang cara-cara memperdalam suatu persoalan, untuk
diperdebatkan didepan majlis, untu menambah keterampilan
berargumentasi, mahir bertutur dan terampil mengungkapkan cerita.
11.‘Ilmu Badi’ :
pengetahuan, tentang seni sastra, Penemu imu ini adalah Abdullah bin
Mu’taz. llmu ini ditujukan untuk menguasai seluk beluk sastra sehingga
memudahkan seseorang dalam meletakkan kata- sesuai tempatnya sehingga
kata-kata tadi berlin bertelindan dengan indah, sedap didengar dan
mudah diucapkan.
12.‘Ilmu Bayan :
ilmu yang menetapkan beberapa peraturan dan kaedah untuk mengetahui
makna yang terkandung dalam kalimat penemunya adalah Abu Ubaidah yang
menyusun pengetahuan ini dalam “Mujazu Al-Quran” kemudian berkembang
pada imam Ahu T ,qahir disempurnakan oleh pujangga-pujangga Arab
lainnya seperti AI-Jahiz, .lbnu Mu’taz, Qaddamah dan Abu Hilal Al-
Asikari. Dengan ilmu ini akan diketahui rahasia bahasa arab dalam prosa
dan puisi, keindahan sastra Al-Quran dan Hadist Tanpa mengetahui ilmu
ini seseorang tidak akan dapat menilai apalagi memahami isi al Quran dan
Sabda nabi dengan sesungguhnya.
13.‘Ilmu Ma’ani :
pengetahuan untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian kata
sesuai dengan keadaan (situasi dan kondisi) dalam istilah disebutkan
“Muthabiq Lil /muqtadhal Hali” tujuannya untuk mengetahui I’jaz
Al-Quran, keindahan sastra Al-Quran yang tiada taranya.
Masya Allah sangat luas bahasa ‘arab, ini
baru pembagian cabang ‘ilmu dalam grammar bahasa ‘arab belum ‘ilmu
balaghah. dimana ‘ilmu balaghah adalah ‘ilmu tertinggi dalam bahasa
‘arab
^^ (semangat… semangat… semangat..)
Yang penting bagi kita adalah mempelajari
dasar-dasar bahasa ‘arab terlebih dahulu nahwu dan sharaf. Faham
bagaimana meng’irab suatu kalimat dan belajar menguasai wazan-wazan
(timbangan-timbangan) ketika belajar tashrif.
Salam, Selamat Belajar
+ komentar + 5 komentar
ilmu ashwaat masuk ke ilmu apa ustadz...??
Sama masih dalam ruang lingkup bahasa arab.
Pengertian Ilmu Al-Ashwat
Ilmu Al-Ashwat (علم الأصوات) adalah ilmu yang mempelajari tentang pembentukan, perpindahan dan penerimaan bunyi bahasa. Ilmu al-Ashwat lebih populer dengan sebutan Ilmu Fonetik, yakni suatu bidang linguistik yang menjelaskan dan menganalisa tentang pengucapan bunyi ujar, yang membutuhkan praktek, bukan sekedar teori semata.Dengan demikian, ilmu al-Ashwat adalah suatu kajian mengenai pembentukan, perpindahan, dan penerimaan bunyi ujar, yang selain halnya membutuhkan teori, juga membutuhkan praktek.
Adanya Ilmu Al-Ashwat :
Agar pembelajaran bahasa Arab betul betul menjadi perhatian serius, supaya ujar dan bunyi kata bahasa Arab yang Diucapkan sesuai dengan aslinya yang penekanannya berfokus pada makhorijul huruf dan tajwid
طيب... شكرا جزيلا و جزاكم الله خيرا.. يا أخي..
Sama-sama.. Amin.. Barrakalahu fik..Syukran Katsir
Dari cabang2 tersebut. Mana saja yang menjadi ilmu terapan ustadz
Posting Komentar